Quartararo Merasa Motornya Sangat Berbeda di Kondisi Lembap

Menghadapi akhir pekan terbesarnya selama berkarier di Grand Prix, Fabio Quartararo tergelincir di timesheets seteཧlah YZR-M1🦄 sulit menunjukan potensi di Sirkuit Misano yang lembap.
Pembalap Prancis, yang memimpin 52 poin atas Fr𓆉ancesco Bagnaia dengan hanya 75 poin tersisa, tercecer di urutan ke-18 pada latihan pagi dengan selisih 3,1 detik dari puncak timesheets.
Namun, El Diablo justru lebih menghawatirkan kecepatan sesi sorenya, di꧋ mana ia sele🌜sai di posisi ke-16 dengan laptime lebih lambat 1,792 detik dari Jack Miller.
Meski sebagian besar pembalap membaik saat trek mengering di FP2, laptime terbaik Quartararo muncul pada lap ke-19 dari total 19 putaran di FP2. Pembalap Monster Yamaha itu berada di sekitar 1 menit 44 detik pada akhir sesi saat garis kering mulai muncul, sementara Miller berhasil membukukan 1 menit 42 detik rღendah.
Quartararo🐻 bukan satu-satunya pembalap Yamaha yan🐼g kesulitan. Faktanya, justru jadi pembesut YZR-M1 terbaik saat Franco Morbidelli, Valentino Rossi, dan Andrea Dovizioso semuanya kesulitan dengan grip belakang.
“Sejujurnya, saya senang dengan kondisi basah total, karena sore ini, saya langsung merasa sangat baik di atas motor, dan sampai kami berhenti, kami berada di P7,” kata Quartararo. “Dan kemudian begitu kering, Anda bisa bertanya kepada semua pebalap Yamaha, sepertinಞya Anda mengendarai motor yang sama sekali berbeda.
“Motornya tidak bisa me൩nikung, motornya tidak mau naik, motornya tidak memiliki grip. Semua cacat yang bisa Andꦉa miliki dalam kondisi seperti ini ada di sana.
“Tapi dalam kondisi basah penuh, saya tidak akan mengatakan sangat senang, tetapi kami membuat 🔯langkah besar sejak terakhir kali kami di sini, karena kami memiliki kesempatan untuk membalap di COTA, dan kami membuat perubahan besar dan itu bagus.
"Jadi dalam kondisi campuran, saya tidak tahu mengapa k꧂ami se🍰buruk itu."

Jika cuaca basah kembali pada Sabtu pagi, seperti yang diperkirakan, Quarta𓃲raro ꦛ- yang membayangi Bagnaia untuk kemenangan di putaran pertama Misano bulan lalu - akan berjuang keras untuk menghindari penampilan Q1 yang jarang terjadi.
“Saya memberikan yang maksimal untuk mencoba berada di sepuluh besar, yang merupakan tujuann🐓ya. Tetapi segera setelah kami berhenti untuk ban depan Medium, dengan ban belakang Soft, saya menikung dengan sangat buruk. Saya tidak memiliki grip, kami hampir Lebih lambat 1 detik dari waktu lap yang saya miliki sebelumnya, meski treknya lebih kering," tegas Quartararo.
“Dan pada dasa♏rnya, banyak pebalap yang tida𒅌k terlalu kuat dalam kondisi kering penuh, mereka membuat langkah besar dalam kondisi campuran.
“Kami perlu memahami mengapa kami sangat buruk dalam kondisi itu. Tapi bukan hanya saya, semua Yamaha berjuang dalam kondisi itu. Jadi itu a🐓dalah sesuatu yang perlu kami temukan dan coba tingkatkan.
"Ada yang salah, jelas. Karena dalam kondisi campuran kami perlu menemuk𓄧an sesuatu. Dan di l🐻intasan basah kami tahu bahwa Ducati sangat sulit dikalahkan."
Pembalap Petronas Yamaha Dovizioso, runn🥃🍨er-up tiga gelar untuk Ducati, juga mengkonfirmasi perbedaan dalam kondisi basah.
“Saat ini, untuk mengalahkan Ducati, dia menjelaskan kepada saya bahwa cukup sulit dengan motor kami,” kata 𝐆Quartararo. “Jadi saya pikir kami tidak perlu bermimpi terlalu cepat di lintasan basah. Tapi di lintasan kerin🍬g, saya pikir kami melakukan pekerjaan dengan baik.
“Saya berbicara dengan Andrea, dan dia tahu lebih baik daripada saya tentang mengendarai Ducati, tetapi apa yang saya lihat dari luar, jelas bahwa itu juga [kasus] dari dalam. Jadi kami perlu membuat langkah itu. Kam🍃i meningkatkan setiap kali kami pergi ke trek, tapi itu tidak cukup."
Bagnaia, tercepat kedelapan, adalah salah satu dꦡari lim✅a pembalap Ducati di sepuluh besar pada hari Jumat.
In this article

Joining 💮wuqian0821.com in 2021 as an Editor for the Indonesian Edition, Derry oversees most of t꧙he Indonesian articles on the site.